Kok Mendukung Teori Evolusi Sih?

Teori evolusi adalah teori ilmiah. Teori ini disepakati ilmuwan biologi
sedunia. Hingga saat ini, belum ada teori ilmiah lain yang
menggantikannya.
Bagi saya teori evolusi bukanlah kepercayaan, jadi tidak relevan jika ditanya “Ihsan, kamu percaya teori evolusi ya?”. 
Pertanyaan yang tepat adalah, apakah saya percaya kapabilitas ilmuwan yang mendukung teori evolusi?
Tentang kepercayaan, tentunya saya percaya bahwa yang diajarkan kitab sucilah yang pasti benar.

Saya
sadar teori evolusi bisa jadi bertentangan dengan ajaran agama saya. Tapi, saya
tidak mau menggunakan ajaran agama untuk menentang sebuah teori 
ilmiah.
Teori ilmiah hanya bisa diruntuhkan oleh teori ilmiah lain yang lebih valid. Karena saya bukan ahli biologi, tentu saya tak punya kemampuan untuk membantah teori evolusi, apalagi membuat teori lain.
Pilihan saya untuk pro pada teori evolusi dalam berbagai diskusi, sebenarnya bukan benar-benar untuk mendukungnya sebagai teori yang mutlak benar (tak terbantahkan). Justru sebaliknya, saya sangat merindukan ada ilmuwan yang bisa membantah teori evolusi dengan teori ilmiah lain yang lebih valid dan syukur-syukur sesuai dengan ajaran agama yang saya anut.
Yang sering tidak dipahami orang adalah, bahwa teori ilmiah itu terus menerus berkembang. Apa yang saat ini valid, belum tentu lusa masih akan valid. Teori evolusi suatu saat, bisa jadi tergantikan oleh teori lain, termasuk teori penciptaan.
Jadi, biarlah sains tetap berkembang dengan caranya. Tak perlu dihalang-halangi dengan vonis sesat dan kafir.

Ngomongin Anarki

Apa Itu Anarki?

Bukan, bukan! Anarki bukan seperti yang digambarkan televisi dan koran. Anarki bukan berarti kekerasan.
Anarki adalah pandangan politik dengan ciri khas menolak otoritas dan struktur hirarki dalam hubungan antar manusia. Oleh karena negara adalah salah satu bentuk otoritas, umumnya penganut anarki (baca: anarkis) juga menolak adanya negara, atau menerima negara dengan kekuasaan terbatas.
Anarki menempatkan individu sebagai satuan utama analisnya. Bersama dengan liberalisme dan eksistensialisme, anarkisme masuk dalam rumpun filosofi individualisme.
Anarki bermakna luas. Saking luasnya, antara satu jenis
anarki dengan jenis anarki lain bisa sangat bertentangan. Mungkin
karena sifat anarki itu sendiri yang anti-dogma, maka tidak ada satu
kesepakatan dalam memaknai anarki.

Kesamaan Pemikiran Saya dengan Anarki

Ada pemikiran
anarki yang sama dengan apa yang saya anut. Jauh sebelum saya
mengerti apa itu anarki, hal-hal yang sama tersebut sudah saya terapkan
dalam hidup saya.
Pemikiran anarki yang saya terima adalah kebebasan individu
Bagi saya, anugerah terbesar dari Tuhan adalah kebebasan itu. Saya
tidak mau diatur, saya juga tidak mau mengatur, kecuali dalam hal-hal
tertentu yang sudah menjadi kesepakatan.
Penghargaan
saya terhadap kebebasan individu ini, sepanjang yang saya ingat, sudah
ada sejak saya kecil. Mungkin karena pengawasan orang tua yang terlalu
ketat, saya menjadi sering memberontak dalam hati. 
Ketika
memasuki usia remaja, dan merasa mendapat kebebasan, saya menjadi
sangat sensitif apabila ada yang mencoba mengatur saya. Beruntung, orang
tua bisa memahami dan memberikan kebebasan penuh atas tindakan-tindakan
saya.
Dari
situ barangkali, penghargaan saya terhadap kebebasan terkadang
berlebihan di mata orang lain. Bagi saya, kebebasan adalah sesuatu yang
mahal. Saya rela menyerahkan sebagian dari kebebasan saya, asalkan saya
mendapat ganti suatu hal yang seimbang harganya di mata saya dengan
kebebasan yang saya serahkan.

Saya Bukan Anarkis 

Saya bukan anarkis dan tidak menyebut diri anarkis. Pertama, karena saya tidak benar-benar paham anarkisme. Saya bahkan belum pernah baca buku dari para filsuf anarkis. Saya baru sedikit menekuni artikel-artikel tentang anarkisme dalam beberapa tahun terakhir saja. Tentu saja saya tidak mau menyebut diri dengan sesuatu yang belum utuh saya pahami.
Kedua, saya tidak benar-benar menganggap otoritas sebagai sesuatu yang jahat. Saya percaya dogma agama. Saya juga percaya otoritas ulama.

Instal Printer HP K110a di Debian Squeeze

Nama lengkap printer ini adalah HP Deskjet Ink Advantage 2060 ALL-IN-ONE K110. Saya beli dengan harga Rp 660.000 di satu toko komputer dekat UGM.

Printer ini dilengkapi dengan scanner yang juga bisa digunakan untuk foto kopi tanpa harus terhubung ke komputer.

Penampakan printer HP K110a di rumah saya
Seperti produk HP lain, printer ini bisa jalan dengan baik di linux berkat driver HPLIP. Sayangnya, di Debiaan Squeeze, versi HPLIP-nya jadul, sehingga printer terdeteksi, namun scanner-nya tidak terdeteksi.

Tapi jangan khawatir, kita bisa instal HPLIP terbaru dengan mudah langsung dari web-nya HPLIP. Caranya akan kita bahas berikut ini.

PERSIAPAN:

  • Pastikan komputer terhubung dengan internet. Karena yang didonlot agak besar (20 MB), maka perlu koneksi yang lumayan kencang.
  • Usahakan komputer terhubung dengan UPS kalau tempat Anda rawan mati listrik. Untuk laptop, sebaiknya dalam kondisi dicharge. Ini penting, karena HPLIP-nya harus dicompile.

 DOWNLOAD dan INSTAL:

  • klik next, akan muncul:
 
  • Kilik next lagi. Selanjutnya akan muncul halaman panduan. Anda tinggal ikuti langkah-langkah yang disebutkan di sana.
  • Selesai proses instal, printer. Selamat, printer dan scanner Anda sudah terdeteksi 😀
  •  
PASCA INSTAL 
Untuk men-scan lebih gampang, Andai perlu software khusus bernama XSANE. Cara downloadnya, buka saja System >> Administration >> Synaptic, lalu cari xsane. Atau ketik di terminal: sudo apt-get install xsane.
Dan agar hasil scan bisa diubah menjadi text, perlu instal GOCR. Caranya sama, cari di Synaptic. Atau ketik di terminal: sudo apt-get install gocr.

Ke Mana Saja Selama Hampir 5 Tahun?

30 Januari, saya ujian pendadaran tugas akhir di kampus. Telat 4,5 tahun dari waktu studi yang normal (8 semester). Banyak pertanyaan, ke mana saja selama ini? Apa saja yang saya lakukan? Baiklah, secara singkat akan saya jelaskan apa yang terjadi pada saya selama ini.

Tahun 2007, selepas KKN ada kondisi emosional yang cukup mengganggu saya. Sulit untuk menceritakan. Pada intinya ada sakit cinta tak berbalas, hehe. Keadaan ini mendorong saya untuk galau walaupun saat itu kata tersebut belum nge-tren.

Untuk mengobati galau inilah, banyak kegiatan luar kampus yang saya lakukan. Akhir 2007, saya diajak oleh salah satu guru ngaji saya waktu kecil untuk membantu beliau dalam menjagokan diri menjadi caleg DPRD Kab.Bantul. Inilah awal mula keterlibatan saya di salah satu parpol. Harapan saya waktu itu adalah untuk cari pengalaman saja, sekaligus menyibukkan diri agar tidak galau terus-terusan.

Saat hampir bersamaan, ada pemilihan pengurus organisasi kepemudaan di kampung. Dan saya oleh masyarakat, didaulat sebagai salah satu calon. Tapi akhirnya saya terpilih sebagai wakil ketua.

Inilah saat-saat sibuknya saya di kampung. Ikut parpol, rapat sana-sini dukung sang caleg, kadang sampai gak pulang. Saat itu juga sekaligus ngurus kepemudaan di kampung, yang waktu itu sedang butuh perbaikan organisasi karena sempat vakum 6 bulan tanpa ketua (hanya pejabat sementara saja). Karena saya lebih tua dibandingkan ketua terpilih, juga karena kebetulan saya lebih bisa ngomong Jawa, maka saya yang sering menjadi juru bicara organisasi. Urusan kuliah entah sudah terlupakan ke mana.

Pemilu 2009 ternyata membawa sedikit (atau banyak?) perpecahan di masyarakat. Minimal ada dua kubu waktu itu. Ini terbawa juga sampai ke kepemudaan juga.

Selesai pemilu ada satu kasus hamil di luar nikah di anggota kepemudaan. Saat itu masyarakat terbagi menjadi dua pandangan, yang ingin menegakkan aturan adat untuk memberi hukuman pada pelaku zina, dan yang tidak ingin memberi hukuman (atau memberi hukuman ringan saja). Saya ikut yang memberi hukuman (karena saya mengikut pada keputusan masyarakat yang sudah ada sebelumnya). Sebenarnya hukuman tidak berat, kami “hanya” mangkir dari kewajiban untuk melayani tamu dalam prosesi pernikahan. Di satu sisi, saya dianggap pahlawan, tapi di sisi lain saya dicap sebagai pemecah belah. Pusing? Sudah pasti.

Tahun 2009, pemilihan pengurus kepemudaan lagi (karena masa jabatan 2 tahun). Yak, saya jadi calon lagi. Dan tampaknya banyak yang anggap saya pahlawan, karena terbukti, saya terpilih jadi ketua. Beban, namun juga merasa “menang” karena pilihan saya dulu ternyata didukung masyarakat.

Tahun ini ada perubahan. pertama saya tidak lagi galau asmara (sudah terlupakan dengan semua kegiatan di atas). Kedua, untuk pertama kali saya punya teman wanita yang dekat secara personal yaitu DNH. Tahun 2009-2011 ini saya juga mulai merintis usaha, mulai dari jamur tiram bersama , juga usaha wayang kulit kerjasama dengan om saya. Saat itu, saya sangat jarang ke kampus.

Menjelang akhir kepengurusan, ada lagi masalah besar. Masih seputar zina. Tidak etis saya ceritakan, yang jelas saya kembali masuk dalam konflik masyarakat. Pada akhirnya, setelah masa kepengurusan habis, saya menyatakan tidak mampu lagi mengurus kepemudaan, dan tidak bersedia lagi dicalonkan. Sekaligus saya juga meminta kewajiban mengurus perzinaan tidak lagi dibebankan pada kepemudaan.

2011-2012, bisnis wayang kulit mulai menunjukkan kemajuan. Pada saat itu juga, saya ikut salah satu gerakan spiritual, untuk menenangkan batin saya yang sungguh merasa sangat terbebani dengan apa yang telah terjadi. beberapa masalah terjadi dengan DNH (yang udah jadi pacar) tapi bisa diselesaikan dengan rukun kembali.

Tahun 2012, saya sakit berat 2 kali. Yang pertama sakit asam lambung (maag) yang menyebabkan saya tidak bisa aktifitas selama hampir tiga minggu. Sekitar tiga bulan kemudian, saya sakit peradangan usus buntu, yang membuat saya istirahat selama 2 bulan (harus dibedah waktu itu).

Pada akhirnya, Januari 2013, saya harus menyelesaikan tugas akhir saya. Saya sadar telah gagal untuk melakukan penelitian dengan baik. Jarangnya saya bertemu dosen, menyebabkan hasil penelitioan jauh dari yang diharapkan. Namun pada akhirnya, saya bisa lulus meski dengan nilai pas-pasan.

Itulah sekilas apa yang saya alami selama 4,5 tahun menghilang dari kampus.Semua memang salah saya sendiri tidak fokus di kampus.

Jangan Biarkan Perasaan Bersalah Menguasaimu

Gambar dicomot dari: Guiltless

“I shouldn’t have done that”
“It’s all my fault”
“I should have known better”
Aku sendiri juga merasakan, sangat sering merasa bersalah. Rasa bersalah yang kemudian menjadi sangat membebani.
Ada beberapa bacaan bagus buat kamu yang juga merasa terbebani oleh rasa bersalahmu:
 

Review Instal Ubuntu 12.04 LTS di Netbook Aspire One D270

Prolog:


Acer Aspire One D270 mengusung CPU intel Atom N2600. Intel dikenal sebagai produsen hardware yang ramah Linux, karena intel adalah salah satu sponsor kernel linux.

Masalahnya netbook ini memakai kartu grafis DMA 3600 (aka Cedar Trail). yang, walaupun bermerek Intel, tetapi adalah buatan PowerVR. Sayangnya PowerVR (pada awalnya) tidak merilis kode sumber untuk drivernya. Satu-satunya driver yang tersedia hanya untuk Windows 7 32bit.
Untungnya pada bulan April, Intel mengeluarkan driver tertutup (proprietary) DMA 3600 untuk distro Meego. Canonical sukses mem-port driver ini untuk Ubuntu.

Instalasi Ubuntu 12.04 tidak ada masalah kecuali kartu grafis tersebut yang tidak didukung kernel bawaan. Akibatnya, video tidak lancar diputar fullscreen.
Untuk mengatasinya, lakukan update sistem Ubuntu Anda (otomatis disarankan). Yang perlu Anda lakukan adalah terhubung dengan internet.
Selesai update, Anda akan disarankan menginstal driver tertutup untuk wifi broadcom (1 driver) dan untuk kartu grafis DMA 3600 (ada 2 driver).
Selesai instal driver, Anda perlu restart komputer. Kartu grafis Anda sudah didukung  dan bisa memutar video dengan lancar.
Untuk performa batre-nya, kernel bawaan bisa mengaturnya dengan baik. Pemakaian wajar bisa tahan hingga 6 jam lebih.
Kesimpulan: Jika Anda anti dengan software proprietary, maka netbook ini tidak cocok untuk Anda.
Catatan:
  • Saya tidak mencoba wifi-nya sebelum instal driver, saya memakai modem GSM, jadi tidak tahu apakah wifi bisa jalan tanpa driver tambahan atau tidak. Tapi tampaknya bisa jalan, karena terdeteksi di panel atas.
  • Untuk bisa memutar banyak format video, instal dulu Ubuntu restricted extras. Bisa diinstal dari software center.

Kok Masih Ada Monyet?

Pos ini bukan tentang agama, melainkan tentang sains.
Para penentang teori evolusi sering bertanya, “Kalau manusia hasil evolusi dari monyet, kok monyet masih ada?”

Jawabannya: Manusia
bukan evolusi dari monyet, karena monyet sekarang itu juga hasil dari
evolusi. Yang benar adalah silsilah nenek moyang manusia bertemu dengan
silsilah nenek moyang monyet.

(Susahnya) Menyikapi Syiah

Di sela ke-sok-sibukan saya mengerjakan TAB (Tugas Akhiiiiir Banget) ini, saya tergelitik untuk ikut-ikutan ngomongin salah satu sekte Islam ini. Terutama sih, karena belakangan sering muncul di pemberitaan tentang tragedi kisruh di Sampang Madura antara warga sunni dengan warga Syiah. 

Walaupun bukan orang yang mengerti agama, tapi setidaknya saya cukup mengerti ajaran dan sejarah Syiah, karena pernah membaca buku-buku yang ditulis oleh para pengikut Syiah sendiri. Oya, yang saya maksud dengan Syiah dalam tulisan ini adalah sekte Syiah 12 imam, yang merupakan sekte Syiah yang paling besar pengikut dan pengaruhnya sampai sekarang.

Beberapa buku Syiah yang saya punya, masih ada yang lain

Sikap Syiah terhadap Sunni

Dulu, saya pernah juga berkomentar tentang Ahmadiyah. Sebagai sekte yang sama-sama di luar mainstream di Indonesia. Ada perbedaan saya dalam menyikapi kedua sekte tersebut. Bagi saya, lebih mudah bersikap atas Ahmadiyah. Di kalangan Ahmadiyah jarang ditemukan pengikut yang radikal. Perdamaian Islam mainstream dengan Ahmadiyah lebih mudah. 
Tapi tidak dengan Syiah. Syiah lahir di awal sejarah Islam, lahirnya pun karena pertikaian politik. Sejarah Syiah dipenuhi dengan penindasan dari penguasa saat itu terhadap kaum Syiah (karena masalah politik). Tidak heran jika Syiah menyimpan kebencian yang mendalam pada Islam mainstream sejak kelahirannya. Kata-kata cacian dari Syiah terhadap sosok-sosok terhormat dalam mainstream Islam (sunni) begitu banyak.

Respon Sunni

Respon dari kalangan Sunni terhadap Syiah, dari masa klasik hingga sekarang  pada umumnya adalah menganggap Syiah telah melenceng dari Islam. Ada yang mengatakan sesat, ada juga yang mengatakan Syiah telah kafir.
Perlakuan para pemimpin negara yang berfaham Sunni terhadap Syiah berbeda-beda. Para Khalifah atau Sultan Sunni yang membenci Syiah, umumnya karena masalah politik.

Mungkinkah Berdamai?

Kondisi sekarang tidak
lagi sama dengan masa dahulu. Usaha perdamaian antara Sunni dengan
Syiah, telah banyak digagas oleh tokoh-tokoh Islam dunia dari kedua
kubu. Sayang sekali, kalangan radikal dari keduanya sama-sama tidak suka
dengan usaha perdamaian ini. 
Bagi saya, usaha perdamaian antara kedua
kubu adalah mutlak dan harus dilakukan, mengingat konflik keduanya telah
menimbulkan banyak korban. Tapi masalahnya adalah, maukah kubu radikal Syiah menghentikan serangan/celaan pada tokoh-tokoh yang dihormati Sunni? Maukah kubu radikal sunni berdamai dengan Syiah?

Pertimbangan Sebelum Menentukan Sikap

Pertimbangan saya sebagai WNI:

  • Menjalankan agama/kepercayaan adalah hak setiap orang di Indonesia.
  • Menjaga persatuan adalah kewajiban setiap orang di Indonesia. 
  • Bahwa kewajiban harus senantiasa didahulukan daripada hak.
  • Kekerasan adalah tindak kriminal.

Pertimbangan saya sebagai Muslim Sunni:

  • Keyakinan bukanlah hal yang bisa dipaksakan (Laa ikraha fid diin).
  • Orang yang sudah mengucap syahadat wajib dilindungi jiwa, kehormatan, dan hartanya.
  • Orang kafir yang mau hidup damai dan dilindungi pemerintah, adalah wajib untuk dilindungi  jiwa, kehormatan, dan hartanya.
  • Antara Sunni dengan Syiah terdapat banyak perbedaan yang tidak bisa disatukan, namun juga terdapat hal-hal yang disepakati kedua kubu.
  • Kewajiban muslim Sunni untuk membentengi diri dari akidah yang keluar dari garis Sunni.

 Sikap Saya

  1. Menolak segala bentuk kekerasan yang tidak dibenarkan oleh hukum Indonesia.
  2. Melarang ajaran Syiah bukanlah solusi karena bertentangan dengan UUD.
  3. Kemerdekaan untuk mengamalkan ajaran Syiah adalah hak bagi pemeluknya, namun dibatasi oleh kewajiban menjaga persatuan.
  4. Kemerdekaan untuk menjaga akidah Sunni adalah hak bagi pemeluknya, namun dibatasi oleh kewajiban menjaga persatuan.
  5. Saya secara pribadi menyatakan kesesatan ajaran Syiah tanpa sikap memusuhi pada pemeluknya.

 

Instal PC-BSD 9.0, Triple Boot

Akhirnya sukses juga instal PC-BSD 9.0, versi usb-lite, desktopnya pakai LXDE.
Cara instalnya baca saja di buku petunjuknya: di wiki PC-BSD.

Sedikit yang perlu diperhatikan, tadinya repot setting bootloader GRUB2 (tripleboot dg Debian dan Arch). Ikut petunjuk di bukunya tidak berhasil. Akhirnya dapat cara dari googling, ternyata cukup gampang:


Tinggal masukan menuentry di /etc/grub.d/40_custom milik Debian, seperti ini:

Code:
menuentry "PCBSD 9.0" {
set root=(hd0,2)
chainloader +1
}

Sukses login PC-BSD 9.0.

Habis itu setting modem USB GSM (Sierra 305), setingannya nyomot di google lupa dari mana tadi sumbernya. Kalau gak salah aslinya setingan buat huawei, tapi jalan juga saya coba buat sierra. ()

Setingan /etc/ppp/ppp.conf seperti ini (pakai kartu Tri):

Code:
default:
  set log local Phase Chat LCP IPCP CCP tun command
  disable pred1 deflate deflate24 protocomp acfcomp shortseq vj
  deny pred1 deflate deflate24 protocomp acfcomp shortseq vj
  set speed 9600
tri:
  set login
  set device /dev/cuaU0.0
  set phone *99#
  set dial "ABORT BUSY ABORT NO\sCARRIER
  TIMEOUT 5 
  "" ATE1 
  OK-AT-OK ATQ0V1X4 OK 
  AT+CGDCONT=1,\"ip\",\"3data\" 
  OK \dATDT\T 
  TIMEOUT 45 
  CONNECT"
  set authname 3data
  set authkey 3data
  set ifaddr 10.0.0.1/0 10.0.0.2/0 255.255.255.2555 0.0.0.0
  enable dns
  add! default HISADDR
  disable ipv6
  disable lqr

Seting /etc/ppp/ppp.linkup:

Code:
tri:
  shell route delete default
  shell route add default -interface INTERFACE
  delete ALL

Seting /etc/ppp/ppp.linkdown:

Code:
tri:
   shell route delete default

Kalu sudah tinggal ketik peintah:
sudo ppp

muncul tanda >

ketik lagi:
dial tri

Kalau tulisan ppp berubah jadi PPP, berarti udah konek.

Asap Tembakau Menyembuhkan

Sebenarnya ide untuk mengepos cerita ini muncul pada Hari Tanpa Tembakau seminggu silam. Tapi karena saya termasuk yang tidak merayakan -dan tidak mengakui- Hari Anti Tembakau, maka saya gak mau dong ikut-ikutan nulis tentang tembakau pada hari itu…
Ini cerita baik saya bersama tembakau. Lupa kapan tepatnya, yang pasti pada hari itu tembakau yang digembar-gemborkan sebagai racun, ternyata malah menjadi obat bagi saya.
Jadi ceritanya, pada suatu malam, saya menderita sakit perut yang teramat sangat. Dari tanda-tandanya ini bukan sakit lambung yang sering saya derita (maag), karena yang sakit agak di bawah. Kebetulan saat itu saya diare juga entah karena apa sebabnya.

Sepanjang malam itu saya tertidur tapi sama sekali tidak nyenyak. Perut teramat sangat sakitnya, sampai pada jam 3 saya benar-benar terbangun dengan keringat membasahi tubuh. Begitu terbangun, langsung saya lari ke WC. Karena dugaan saya ini karena diarenya.
Namun sayang sekali, di WC nongkrong lama, tidak juga keluar apa-apa dari saluran pembuangan di bawah sana. Perut masih sangat sakit. Masuk lagi saya ke kamar. Cari minyak kapak. Dioleskan ke perut. Sakitnya bukannya berkurang malah semakin menjadi-jadi.
Karena saking bingungnya, akhirnya saya berinisiatif membuat kopi. Menurut pengalaman saya, kalau minum kopi akan langsung kebelet boker.
Biar lebih nyaman kopinya saya bawa ke WC bersama sebungkus Djarum 76. Nongkrong 5 menitan. Ga ada efek apa-apa. Bingung dan masih tetap sakit. Sampai akhirnya saya nyalakan rokok Djarum 76 untuk merilekskan diri saya.
Dan saudara-saudari… Ajaib, hisapan pertama Djarum 76 masuk ke paru-paru saya, SAKITNYA LANGSUNG BERKURANG! Sumpah, Demi Allah! Memang tidak benar-benar hilang, tapi sangat berkurang. Keringat juga berhenti. Dan saya bisa berdiri tegak lagi. (Tadinya membungkuk menahan sakit perut).
Saya keluar dari WC, dan berterimakasih pada Tuhan..