Asap Tembakau Menyembuhkan

Sebenarnya ide untuk mengepos cerita ini muncul pada Hari Tanpa Tembakau seminggu silam. Tapi karena saya termasuk yang tidak merayakan -dan tidak mengakui- Hari Anti Tembakau, maka saya gak mau dong ikut-ikutan nulis tentang tembakau pada hari itu…
Ini cerita baik saya bersama tembakau. Lupa kapan tepatnya, yang pasti pada hari itu tembakau yang digembar-gemborkan sebagai racun, ternyata malah menjadi obat bagi saya.
Jadi ceritanya, pada suatu malam, saya menderita sakit perut yang teramat sangat. Dari tanda-tandanya ini bukan sakit lambung yang sering saya derita (maag), karena yang sakit agak di bawah. Kebetulan saat itu saya diare juga entah karena apa sebabnya.

Sepanjang malam itu saya tertidur tapi sama sekali tidak nyenyak. Perut teramat sangat sakitnya, sampai pada jam 3 saya benar-benar terbangun dengan keringat membasahi tubuh. Begitu terbangun, langsung saya lari ke WC. Karena dugaan saya ini karena diarenya.
Namun sayang sekali, di WC nongkrong lama, tidak juga keluar apa-apa dari saluran pembuangan di bawah sana. Perut masih sangat sakit. Masuk lagi saya ke kamar. Cari minyak kapak. Dioleskan ke perut. Sakitnya bukannya berkurang malah semakin menjadi-jadi.
Karena saking bingungnya, akhirnya saya berinisiatif membuat kopi. Menurut pengalaman saya, kalau minum kopi akan langsung kebelet boker.
Biar lebih nyaman kopinya saya bawa ke WC bersama sebungkus Djarum 76. Nongkrong 5 menitan. Ga ada efek apa-apa. Bingung dan masih tetap sakit. Sampai akhirnya saya nyalakan rokok Djarum 76 untuk merilekskan diri saya.
Dan saudara-saudari… Ajaib, hisapan pertama Djarum 76 masuk ke paru-paru saya, SAKITNYA LANGSUNG BERKURANG! Sumpah, Demi Allah! Memang tidak benar-benar hilang, tapi sangat berkurang. Keringat juga berhenti. Dan saya bisa berdiri tegak lagi. (Tadinya membungkuk menahan sakit perut).
Saya keluar dari WC, dan berterimakasih pada Tuhan..