Saya dan Standing Party

Pulang dari nikahan kawan saya, Iwan Suharyanto dan kawan saya juga Farihah Wahidati, saya jadi terpikir dengan resepsi tadi. Resepsi dengan prasmanan dan kursi yang minim. “Standing Party” biasa digunakan untuk istilah resepsi/pesta yang seperti itu. Tenang saja kawan, saya tidak akan membahasnya dalam kaca mata agama, karena butuh baca referensi-referensi terlebih dahulu untuk hal itu. Yang saya tahu bahkan makan/minum sambi berdiri menjadi khilafiah (pro-kontra) dalam pandangan ulama (CMIIW). Jujur, saya baru dua kali mendatangi resepsi dengan format seperti itu, yang satunya dulu disediakan kursi dengan jumlah yang banyak meskipun prasmanan. Agak ndeso ketika tadi saya menuang fanta yang kata teman-teman ternyata itu untuk keluarga. Banyak senyum dari kawan dan bahkan dari sang pengantin melihat tingkah saya tadi.. hahahaha.. Bodohnya saya.

Saya hanya menuliskan catatan saja untuk resepsi semacam ini:

Sejujurnya tulisan ini memang hanya “kejar tayang” agar blog saya makin berisi, tapi saya yakin pembaca bisa berbagi cerita dalam komentar-komentar di bawah nanti.